Ada beberapa penyair yang barangkali memang sedang sadar telah membuat aliran abstrak dalam puisi-puisinya dengan tendensi berbeda-beda.
Sepakatkah kita bahwa tidak semua puisi dalam bentuk abstrak? Awalnya Puisi Abstrak tidak dikenal di Indonesia. Puisi-puisi bentuk abstrak di kenal sejalan dengan perkembangan Teather di tanah air. Puisi-puisi dalam bentuk abstrak lahir di balik dapur teater, dalam bentuk-bentuk pementasan yang didialogkan! Lalu kemudian terbawa keluar kedunia awam (yang bukan dunia teater, karena tidak semua seniman Sastra Puisi orang teater, tetapi orang teater pasti seorang sastrawan).
Istilah Abstrak memiliki arti, tak berbentuk, tak berpola, yang sifatnya sebagai abstraksi para seniman terhadap persoalan/kejadian atau apapun yang ditangkap dan diolah para seniman itu. Istilah Abstrak dulu “hanya” dipakai untuk kesenian seperti : Lukis, Tari, Patung dan arsitektur! Tapi kemudian juga terbawa dalam bentuk-bentuk sastra.
Dalam bentuk puisi, sesungguhnya yang benar-benar abstrak tidak ada! Puisi adalah bentuk berkesenian yang bermain pada Kosa Kata, Pada Kalimat!
Bukankah setiap Kosa kata dan kalimat memiliki arti? Arti yang dapat kita mengerti dengan jelas, hanya mungkin cara para seniman memainkan kosa kata menjadi kalimat yang tidak umum itu yang membuat kita bingung untuk mengartikannya!
Puisi-puisi Indonesia adalah puisi-puisi yang amat mudah dimengerti. Karya-karya itu dilahirkan di negeri yang polos. Tidak abstrak! Setiap membaca dan mengunyah puisi-puisi Goenawan Muhammad dan Ikranegara, sedari kecil saya melahapnya dengan nikmat. Tidak abstrak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar